Dalam akuntansi, pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries) adalah sifatnya pilihan (optional). Ayat jurnal pembalik ini biasanya akan dibuat pada setiap awal periode akuntansi dengan cara membalik ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode akuntansi sebelumnya. Ada 4 hal (item) yang perlu dibuatkan ayat jurnal pembalik, yaitu :
a. Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar/ beban akrual/utang akrual, seperti beban upah yang masih ng masih harus harus dibayar (utang upah) dan beban bunga yang masih ha dibayar (utang bunga).
b. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan yang mas batan yang masih harus diterima/pendapatan akrual/piutang akrual, seperti pendapatan bunga yang masih harus diterima (piutang bunga).
c. Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar di muka yang mulamula dicatat langsung sebagai beban bukan sebagai aset/pre paid, seperti biaya sewa dibayar di muka (prepaid rent) yang mula-mula dicatat sebagai beban sewa (rent expense), biaya iklan dibayar di muka (prepaid advertising) yang mula-mula dicatat sebagai beban iklan (advertising expense), dan biaya asuransi dibayar di muka (prepaid insurance) yang mula-mula dicatat sebagai beban asuransi (insurance expense).
d. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan diterima di muka yang mula-mula dicatat langsung sebagai pendapatan bukan sebagai utang, seperti pendapatan sewa diterima di muka (unearned rent revenue) yang mula-mula dicatat sebagai pendapatan sewa (rent revenue),dan lain-lain. Ingat kembali bahwa unearned rent revenue merupakan komponen dari neraca yaitu sebagai utang, sedangkan rent revenue merupakan komponen dari laporan laba rugi yaitu sebagai pendapatan lain-lain (other income).
Jurnal untuk periode berikutnya, yang terkait dengan 4 item di atas, tentu saja akan dipengaruhi oleh ada tidaknya ayat jurnal pembalik yang dibuat pada awal periode tersebut.
Sebagai contoh untuk mengilustrasikan efek yang ditimbulkan dari perbedaan antara dibuatnya ayat jurnal pembalik dengan tidak dibuatnya ayat jurnal pembalik (karena optional tadi) adalah misalkan bahwa pada tanggal 1 September 2008 perusahaan memberikan pinjaman uang kepada debitur senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan akan menerima kembali nilai pokok pinjaman beserta bunganya pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebesar 9 % per tahun. Periode akuntansi perusahaan berakhir pada tangool 21 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, ber, dan Desember) yang sudah berlangsung dalam tahun 2009 haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008 dalam pembul kreditur, meskipun pembayarannya baru akan diterima nanti ad tanggal 1 Maret 2009.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut :
Piutang Bunga Rp. 3.000.000,
Pendapatan Bunga Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)
sedangkan ayat jurnal pembalik yang seandainya dibuat pada tanggal 1 Januari 2009 akan menjadi :
Pendapata Bunga Rp. 3.000.000,
Piutang Bunga Rp. 3.000.000,
kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 adalah menjadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman
Kas Rp. 4.500.000,
Pendapatan Bunga Rp. 4.500.000,
(6/12 x 9 % x Rp. 100 juta)
namun, jika seandainya ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 akan menjadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman)
Kas Rp. 4.500.000,
Piutang Bunga Rp. 3.000.000,
Pendapatan Bunga Rp.1.500.000,
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, point penting yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bunga sebesar Rp. 3 juta haruslah diakui sebagai pendapatan tahun 2008 (untuk 4 bulan), sedangkan besarnya pendapatan bunga yang harus diakui dalam tahun 2009 hanyalah sebesar Rp. 1,5 juta (untuk 2 bulan).
Sebagai contoh lainnya untuk mengilustrasikan efek yang ditimbulkan dari ada tidaknya ayat jurnal pembalik adalah misalkan bahwa pada tanggal 1 September 2008, perusahaan memperoleh pinjaman uang dari Bank Mandiri (selaku kreditur) senilai Rp. 100 juta. Pinjaman ini berjangka waktu 6 bulan. Perusahaan diharuskan untuk mengembalikan nilai pokok pinjaman beserta bunganya pada saat pinjaman tersebut jatuh tempo, yaitu tepatnya pada tanggal 1 Maret 2009. Besarnya tingkat suku bunga pinjaman yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah 9 % per tahun. Periode pembukuan perusahaan (selaku debitur) akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Berdasarkan pencatatan secara accrual basis, bunga pinjaman selama 4 bulan (September, Oktober, November, dan Desember) yang sudah terjadi di tahun 2008 ini haruslah diakui sebagai beban tahun 2008 oleh debitur, meskipun pembayarannya baru akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2009 nanti.
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 2008 adalah :
Beban Bunga Rp. 3.000.000,
Utang Bunga Rp. 3.000.000,
(4/12 x 9 % x Rp. 100 juta)
sedangkan ayat jurnal pembalik yang seandainya dibuat pada tanggal 1 Januari 2009 akan menjadi :
Utang Bunga Rp. 3.000.000,
Beban Bunga Rp. 3.000.000,
kemudian, ayat jurnal yang perlu dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 adalah menjadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman)
Beban Bunga Rp. 4.500.000,
Kas Rp. 4.500.000,
(6/12 x 9 % x Rp. 100 juta)
namun, jika seandainya ayat jurnal pembalik tidak ada maka ayat jurnal yang harus dibuat pada tanggal 1 Maret 2009 akan men jadi sebagai berikut: (di luar pokok pinjaman)
Utang Bunga Rp. 3.000.000 ,
Beban Bunga Rp. 1.500.000,
Kas Rp. 4.500.000,
Tanpa melihat apakah ayat jurnal pembalik dibuat atau tidak, point penting yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bunga sebesar Rp. 3 juta haruslah diakui sebagai beban tahun 2008 (untuk 4 bulan), sedangkan besarnya beban bunga yang harus diakui dalam tahun 2009 hanyalah sebesar Rp. 1,5 juta (untuk 2 bulan).