Thursday, October 18, 2018

Urutan Nomor Akun (Chart Of Account) dalam Akuntansi

Sebenarnya cara membuat nomor akun sudah pernah saya ahas pada postingan sebelumnya. Namun di halaman facebook Acofy masih anyak yang bertanya tentang cara membuat urutan penomoran akun.
Maka saya mencoba membahas lagi tentang penomoran akun (chart of acount) atau COA.

Pada umumnya perusahaan dalam pengelompokan nomor akun adalah mulai dari akun-akun aset, lalu diikuti oleh akun-akun utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Untuk akun-akun yang tergolong aset lancar urutannya selalu dimulai dari aset yang paling likuid (lancar). Dan biasanya dimulai dengan akun "kas", karena tidak akun yang lebih lancar daripada kas. Kemudian setelah itu diikuti oleh akun aset lancar lainnya seperti piutang, perlengkapan, asuransi diayar di muka dan lain. Ingat, bahwa untuk aset lancar penomoran akunnya berdasarkan  urutan tingkat likuiditas (lancar).

Sedangkan untuk akun aset tetap biasanya urutan penomoran akunnya berdasarkan yang memiliki umur ekonomis (masa manfaat) yang paling lama. Maka tidak heran "tanah"  di tempatkan terlebih dahulu seelum aset tetap berwujud lainnya. Baru setelah itu dikuti oleh akun aset tetap berwujud lainnya seperti bangunan, kendaraan, peraltan, dan sterusnya.

Penyusunan COA untuk utang biasanya dimulai dengan akun utang jangka pendek yang paling lancar, maka tidak heran biasanya dimulai dengan utang usaha sebelum akun utang jangka pendek lainnya. Lalu selah itu diikuti oleh akun utang jangka panjang.

Untuk akun Ekuitas sama halnya dengan akun utang biasanya dimulai dengan akun modal baru kemudian diikuti oleh akun prive (untuk perusahaan perseorangan).

Sedangkan untuk akun pendapatan urutannya berdasarkan yang paling sering digunakan. Maka tidak heran "pendapatan usaha" terleih dahulu urutannya di antara akun pendapatan lain. Karena pendapatan usaha berhubungan dengan operasional perusahaan (pendapan operasional perusahaan). Karena berhubungan dengan operasional maka akun pendapatan usaha menjadi akun yang paling sering digunakan d iantara akun pendaptan lain. Setelah itu baru diikuti oleh akun pendapatan lain seperti pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan seterusnya.

Untuk akun beban urutan dalam penggunaan nomor akun berdasarkan pengeluaran-pengeluran yang peling besar. Maka akun "beban rupa-rupa (beban lain-lain)" menjadi uruan terakhir dalam penomoran akun. Karena pengelurannya relatif kecil dan jarang terjadi.

Berikut ini adalah contoh Chart of Account:
Urutan Nomor  Akun (Chart Of Account) dalam Akuntansi


Satu lagi yang perlu diingat bahwa sistem dalam penomoran akun harus fleksibel  (numbering flexile system). Makasudnya adalah bahwa nama akun yang baru dapat ditambah (disisipkan) tanpa meruah urutan nomor akun yang lain.
Contoh bisa dilihat pada gambar sebelumnya bahwa nomor akun piutang usaha 1.2 kemudian nomor akun perlengkapan kantor 1.4. Kalu dilihat disitu ada satu angka yng dilampaui yaitu angka 1.3. Hal ini betujuan kalau seandainya nanti ada penambahan akun baru yang lebih lancar dari perlengkapan kantor contohnya dalah piutang wesel, maka idak perlu untuk mengubah susunan urutan penomoran akun kembali. kita tinggal sisipkan saja piutang wesel  pada nomor akun 1.3.

Oke, demikianlah cara membuat urutan penomoran akun dalam akuntansi. Silahkan teman-teman berkomentar pada kolom komentar kalau sendainya ada yang mau ditanyakan atau mau request pembahsan tentang akuntansi.

0 komentar:

Post a Comment